Perkembangan Pengusutan Kasus Siswa Meninggal Dibully Rekan di Garut

Seorang siswa lelaki berusia 16 tahun diberitakan meninggal bunuh diri, diperhitungkan selesai dibully oleh beberapa teman di sekolahnya. Lebih dari satu minggu kasusnya berguling, bagaimana pengatasannya?
Menurut Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Daerah XI Propinsi Jawa barat, Aang Karyana, sekarang ini team kombinasi yang dibuat kemarin untuk tangani kasus ini masih kerja.

“Ini tetap dipelajari oleh team kombinasi. Termasuk oleh BKD, dan pemerintahan pusat yang turut turun tangan,” ungkapkan Aang ke reporter, Jumat, (25/7/2025) sore.
Aang menjelaskan, kasusnya diatasi oleh team kombinasi yang terbagi dalam faksi Kepolisian, Pemerintahan Wilayah, Pemerintahan Propinsi sampai Pemerintahan Pusat. Team dari Kementerian HAM dan Kementerian Pendidikan, turun juga tangan.

“Hasilnya seperti apakah, kelak akan dipublikasikan oleh Bapak Gubernur,” ucapnya.

Siswa berusia 16 tahun asal Kecamatan Bayongbong, Garut ini, diketemukan meninggal di tempat tinggalnya pada Senin, (14/7/2025) pagi lantas oleh keluarga. Menurut polisi, korban meninggal bunuh diri.

Keluarga sendiri menyangka, korban ngotot lakukan tindakan bunuh diri selesai menjadi korban bullying yang terjadi di sekolahnya. Bullying disebutkan terjadi sesudah korban ditunjuk memberikan laporan beberapa temannya yang nge-vape di kelas, ke guru BK.

Keadaan korban, disebutkan keluarga, semakin ngedrop sesudah dipastikan tidak naik kelas baru saja ini oleh faksi sekolah. Hal itu disingkap orangtua korban, lewat beberapa upload di sosial media, yang sekarang telah musnah.

Berkaitan hal itu, faksi sekolah sendiri menentang bila terjadi bullying di lingkungan sekolahnya. Menurut pembicaraan faksi sekolah, masalah di antara sekolah dengan keluarga korban berawal saat korban dipastikan tidak naik kelas.

Si siswa, disebutkan sekolah, tidak naik kelas karena 7 dari 11 mata pelajaran yang diturutinya berharga kurang dari standard minimum.

Berkaitan penyidikan kasus ini, sampai Jumat, (25/7/2025) sore hari ini, faksi Polres Garut benar-benar belum terima laporan sah dari faksi keluarga korban.

“Tidak ada laporan apapun itu dari faksi keluarga. Walau begitu, kami masih tetap lakukan penyidikan bersama team kombinasi,” sebut Kasat Reskrim Polres Garut AKP Joko Sedih, Jumat sore.

Baik faksi KCD atau Polres Garut sendiri awalnya mengatakan, bila berdasarkan ke hasil penyidikan sementara dan info saksi, tidak diketemukan ada pertanda bullying pada korban di sekolah.

Berkaitan kasus ini, detikJabar sendiri semenjak kasusnya muncul telah berusaha untuk mengonfirmasikannya pada pihak keluarga.

Usaha verifikasi dilaksanakan langkah menyambungkan satu diantara famili korban lewat pesan singkat, tetapi tidak ada jawaban. detikJabar sempat bertandang ke rumah korban, tetapi faksi keluarga menampik untuk diwawancara.

Post Comment